Friday 2 June 2017

Cara Agar Kita Bersyukur

Dalam hadits diceritakan, suatu malam Aisyah R.A. mendapati Rasulullah SAW sedang melakukan shalat tahajud hingga membuat kaki Rasul bengkak. Itu disebabkan Rasul berdiri terlalu lama. Aisyah melihat hal itu seraya berkata, "Ya Rasul mengapa dirimu selalu melakukan ini di malam hari, sedangkan hal ini bukanlah merupakan kewajiban? Dan begitu pula, bukankah seluruh dosa-dosamu baik yang telah lalu dan akan datang akan diampuni oleh Allah?" Rasulullah pun tersenyum dan berkata,"Apakah salah bila aku ingin menjadi hamba-Nya yang bersyukur?"
Sungguh indah apa yang diajarkan oleh baginda Rasul Saw., tidak ada satu pun kesombongan dalam diri beliau. Tidak ada rasa malas yang melekat pada beliau untuk senantiasa mendapatkan cinta Sang Kuasa, meskipun gelar kekasih telah ia dapat dari Tuhannya.
Bersyukur adalah keharusan bagi seorang hamba pada Tuhannya. Dalam QS Ibrahim [14]:7 Allah berfirman, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." Ayat tersebut berisikan anjuran dan keancaman. Anjuran untuk bersyukur dan ancaman bagi yang tidak mau bersyukur. Bahkan, masih banyak lagi ayat yang menganjurkan agar kita senantiasa bersyukur kepada Allah Swt.
Lantas, bagaimanakah bersyukur? Bersyukur dapat dilakukan dengan banyak cara.

Pertama, dengan lisan. Orang yang senantiasa bersyukur akan selalu memuji Tuhannya, mengucapkan tahmid apabila mendapat nikmat, beristigfar bilamana melakukan kesalahan, dan lain sebagainya. Lidah orang yang bersyukur akan senantiasa dibasahi dengan zikrullah, tahmid, tasbih, takbir, tahlil selalu mengiringi dalam setiap hembusan napasnya. Memberikan tausiah dan saling mengingatkan bila ada yang melakukan kekhilafan adalah bagian dari syukur lisan.
Kedua, Bersyukur dengan hati. Yakni dengan selalu menjaga dari penyakit-penyakit yang bakal mengotori hati, seperti dengki, iri hati, munafik, dan riya. Hati yang bersyukur akan selalu berperasangka baik dengan apa yang telah ditentukan Tuhan dalam kehidupan, tidak patah arang bila badai ujian melanda. Bahkan, menjadikan ia pribadi yang tegar, tegas dalam menjalani fatamorgana kehidupan.
Bentuk syukur ketiga adalah dengan amal perbuatan. Perbuatan kita akan menjadi cerminan syukur kita terhadap nikmat Tuhan yang ada. Memberikan banyak kebaikan bagi orang lain dari apa yang telah kita lakukan adalah salah satu bentuk apresiasi bersyukur. Bersyukur sangat dituntut dilakukan dalam keseharian, perilaku yang baik juga gambaran dari syukur, santun kepada sesama, jujur, serta ramah dalam bergaul adalah bagian dari rasa syukur itu sendiri.
Hal yang ketiga inilah yang paling penting dalam kehidupan kita di era ini. Sudah seharusnya bangsa yang besar ini menjadi bangsa yang bersyukur, rakyat bersyukur. Sedangkan para pemimpin yang bersyukur adalah mereka yang senantiasa menjadi suri teladan bagi rakyatnya, bukan mengajarkan rakyat berlaku kufur dengan segala konspirasi yang ada. Wallau a'lam.

Sumber: Buku Indahnya Kematian