Showing posts with label Science and Islam. Show all posts
Showing posts with label Science and Islam. Show all posts

Sunday, 17 February 2019

Bukti Adanya Tuhan dengan Ilmu Pengetahuan

  
Sekilas Beberapa Pandangan Para Ilmuwan Barat yang menolak adanya Tuhan:
i. Pandangan Sir Issac Newton
   Newton memperkenalkan kepada seluruh dunia bahwa alam ini terikat oleh hukum-hukum alam yang tetap. Benda-benda langit di cakrawala beredar sesuai dengan hukum-hukum alam yang mengikatnya, yakni beredar di garis orbitnya dan tidak pernah keluar dari orbitnya karena ketika keluar maka alam semesta ini akan hancur. Oleh karena itu, semua yang terjadi di alam semesta ini adalah hasil dari mekanisasi alam biasa dan campur tangan manusia, tidak ada bukti keterlibatan kekuasaan Tuhan.

ii. Pandangan Sigmund Freud
  Agama merupakan hasil produksi alam bawah sadar manusia, dan bukanlah merupakan hal yang mempunyai wujud dalam alam nyata. Tuhan itu tidak lah ada, dan hanya merupakan pantulan pribadi manusia pada layar alam. Alam akherat itu tidak ada karena hanyalah gambaran idealis dari keinginan manusia. Sedang wakhyu dan ilham hanya merupakan penjelmaan yang luar biasa dari repressi anak-anak yang tertekan jiwanya.

iii. Pandangan Stanley Miller
   Segala yang ada di alam semesta ini berasal dari satu partikel yang itu menyerupai virus yang terbentuk dari suatu reaksi di alam yakni NH4, O2, H20 dan halilintar. Dari satu materi inilah kemudian berkembang menjadi berbagai macam makhluk yang ada di bumi ini setelah mengalami revolusi.

iv. Pandangan Dalton dan Albert Enstein
   Dalton mengemukakan bahwa atom tidak dapat dimusnahkan ataupun diciptakan. Dan enstein menyatakan bahwa massa sebelum reaksi sama dengan massa setelah direaksikan atau sering dinamakan hukum kekekalan massa. Ini berarti alam semesta sudah ada dari jaman azali dan tidak berasal dari Tuhan.

Pandangan beberapa ilmuwan di atas merupakan pemikiran mereka yang subjektif. Pemikiran manusia itu lemah dan ilmu yang dimiliki manusia sangat terbatas.


Berikut adalah beberapa bukti bahwa Tuhan itu ada dengan ilmu pengetahuan:

 1. Keberadaan Alam Membuktikan Adanya Tuhan


Adanya alam serta organisasinya yang menakjubkan dan rahasianya yang pelik, tidak boleh tidak memberikan penjelasan bahwa ada sesuatu kekuatan yang telah menciptakannya, suatu “Akal” yang tidak ada batasnya. Setiap manusia normal percaya bahwa dirinya “ada” dan percaya pula bahwa alam ini “ada”. Dengan dasar itu dan dengan kepercayaan inilah dijalani setiap bentuk kegiatan ilmiah dan kehidupan.


Jika percaya tentang eksistensi alam, maka secara logika harus percaya tentang adanya Pencipta Alam.  Belum pernah diketahui adanya sesuatu yang berasal dari tidak ada tanpa diciptakan. Segala sesuatu bagaimanapun ukurannya, pasti ada penyebabnya. Oleh karena itu bagaimana akan percaya bahwa alam semesta yang demikian luasnya, ada dengan sendirinya tanpa pencipta?


2. Pembuktian Adanya Tuhan dengan Ilmu Fisika


Sampai abad ke-19 pendapat yang mengatakan bahwa alam menciptakan dirinya sendiri (alam bersifat azali) masih banyak pengikutnya. Tetapi setelah ditemukan “hukum kedua termodinamika”  (Second law of Thermodynamics), pernyataan ini telah kehilangan landasan berpijak.


Hukum tersebut yang dikenal dengan hukum keterbatasan energi atau teori pembatasan perubahan energi panas membuktikan bahwa adanya alam tidak mungkin bersifat azali. Hukum tersebut menerangkan bahwa energi panas selalu berpindah dari keadaan panas beralih menjadi tidak panas. Sedang kebalikannya tidak mungkin, yakni energi panas tidak mungkin berubah dari keadaan yang tidak panas menjadi panas. Perubahan energi panas dikendalikan oleh keseimbangan antara “energi yang ada” dengan “energi yang tidak ada”.


Bertitik tolak dari kenyataan bahwa proses kerja kimia dan fisika di alam terus berlangsung, serta kehidupan tetap berjalan. Hal itu membuktikan secara pasti bahwa alam bukan bersifat azali. Seandainya alam ini azali, maka sejak dulu alam sudah kehilangan energinya, sesuai dengan hukum tersebut dan tidak akan ada lagi kehidupan di alam ini. Oleh karena itu pasti ada yang menciptakan alam yaitu Tuhan.


3. Pembuktian Adanya Tuhan dengan Ilmu Astronomi


Benda alam yang paling dekat dengan bumi adalah bulan, yang jaraknya dari bumi sekitar 240.000 mil, yang bergerak mengelilingi bumi dan menyelesaikan setiap edarannya selama dua puluh sembilan hari sekali. Demikian pula bumi yang terletak 93.000.000.000 mil dari matahari berputar pada porosnya dengan kecepatan seribu mil per jam dan menempuh garis edarnya sepanjang 190.000.000 mil setiap setahun sekali. Di samping bumi terdapat gugus sembilan planet tata surya, termasuk bumi, yang mengelilingi matahari dengan kecepatan luar biasa.



Matahari tidak berhenti pada suatu tempat tertentu, tetapi ia beredar bersama-sama dengan planet-planet dan asteroid mengelilingi garis edarnya dengan kecepatan 600.000 mil per jam. Di samping itu masih ada ribuan sistem selain “sistem tata surya” kita dan setiap sistem mempunyai kumpulan atau galaxy sendiri-sendiri. Galaxy-galaxy tersebut juga beredar pada garis edarnya. Galaxy dimana terletak sistem matahari kita, beredar pada sumbunya dan menyelesaikan edarannya sekali dalam 200.000.000 tahun cahaya.


Logika manusia dengan memperhatikan sistem yang luar biasa dan organisasi yang teliti, akan berkesimpulan bahwa mustahil semuanya ini terjadi dengan sendirinya, bahkan akan menyimpulkan bahwa di balik semuanya itu ada kekuatan maha besar yang membuat dan mengendalikan sistem yang luar biasa tersebut, kekuatan maha besar tersebut adalah Tuhan.


4. Pembuktian Adanya Tuhan dengan Ilmu Matematika

Jika kita pelajari tentang peluang, misalnya dalam sebuah dadu terdapat 6 sisi dari angka 1 sampai 6..
apabila kamu ingin memperoleh angka 5 atau 6, maka peluang kamu untuk mendapat angka-angka tersebut adalah 2/6 atau 1/3....
sama halnya dengan penciptaan alam semesta,
jika tidak ada zat yang menciptakan alam semesta = 0
luas alam semesta = tak terbatas ( ~ )
maka perhitungannya, 0 dibagi ~
jadi peluang adanya alam semesta tanpa Tuhan = 0
berarti harus ada sosok yang menciptakan alam yaitu Tuhan.

5. Penciptaan Alam Semesta Berasal dari Ketiadaan atau berasal dari Tuhan

Pada tahun 1929, di observatorium Mount Wilson California, ahli astronomi Amerika, Edwin Hubble membuat salah satu penemuan terbesar di sepanjang sejarah astronomi. Ketika mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia menemukan bahwa mereka memancarkan cahaya merah sesuai dengan jaraknya. Hal ini berarti bahwa bintang-bintang ini "bergerak menjauhi' kita. Sebab, menurut hukum fisika yang diketahui, spektrum dari sumber cahaya yang sedang bergerak mendekati pengamat cenderung ke warna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung ke warna merah. Selama pengamatan oleh Hubble, cahaya dari bintang-bintang cenderung ke warna merah. Ini berarti bahwa bintang-bintang ini terus-menerus bergerak menjauhi kita.

Jauh sebelumnya, Hubble telah membuat penemuan penting lain. Bintang dan galaksi bergerak tak hanya menjauhi kita, tapi juga menjauhi satu sama lain. Satu-satunya yang dapat disimpulkan dari suatu alam semesta di mana segala seuatunya bergerak menjauhi satu sama lain adalah bahwa ia terus-menerus "mengembang". Agar lebih mudah dipahami, alam semesta dapat diumpamakan sebagai permukaan balon yang sedang mengembang. Sebagaimana titik-titik di permukaan balon yang bergerak menjauhi satu sama lain ketika balon membesar, benda-benda di ruang angkasa juga bergerak menjauhi satu sama lain ketika alam semesta terus mengembang.

Apa arti dari mengembangnya alam semesta? Mengembangnya alam semesta berarti bahwa jika alam semesta dapat bergerak mundur ke masa lampau, maka ia akan terbukti berasal dari satu titik tunggal. Perhitungan menunjukkan bahwa 'titik tunggal' ini yang berisi semua materi alam semesta haruslah memiliki 'volume nol', dan 'kepadatan tak terhingga'. Alam semesta telah terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume nol ini. Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini dinamakan 'Big Bang', dan teorinya dikenal dengan nama tersebut. Perlu dikemukakan bahwa 'volume nol' merupakan pernyataan teoritis yang digunakan untuk memudahkan pemahaman. Ilmu pengetahuan dapat mendefinisikan konsep 'ketiadaan', yang berada di luar batas pemahaman manusia, hanya dengan menyatakannya sebagai 'titik bervolume nol'. Sebenarnya, 'sebuah titik tak bervolume' berarti 'ketiadaan'. Demikianlah alam semesta muncul menjadi ada dari ketiadaan. Dengan kata lain, alam semesta telah diciptakan. Fakta bahwa alam ini diciptakan, yang baru ditemukan fisika modern pada abad 20, telah dinyatakan dalam Al-Quran 14 abad yang lalu.
 

Friday, 7 September 2018

All Human Knowledge Only a Drop of Water, Compared God knowledge as the Ocean



The science of all humans from the prophet Adam to the end of time, when collected no more than a drop of water. Compared to the knowledge of God, it is like a whole vast ocean.

There is a word of wisdom which states: "Science has three stages. If someone enters the first stage, he will be arrogant. If he enters the second stage he will tawadhu '. And if he enters the third stage he will feel himself nothing ".


The purpose of the word wisdom is:

In the first stage, a knowledgeable learner who is just learning will usually be arrogant. He is not aware of his situation and thinks he has achieved a noble position. In fact, not infrequently he abused scholars who were more pious than him. Even though he was the one who was still ignorant and there were still many shortcomings. Alim people can recognize ignorant people because he was also ignorant. While ignorant people do not know the pious person because he has never been a pious person.
In the second stage, he will tawadhu 'because he began to feel that his knowledge was insignificant and there were still many that he did not know. He also began to be aware of his shortcomings, and this led him to learn more and gain useful knowledge.
In the third stage, he felt nothing because it turned out to be like an oceanless knowledge. Even if he spends his entire life studying, what he gets is still small because of the vast sea of ​​knowledge.
"No one can master all the knowledge available,
It won't work, even though he studied it for a thousand years.

Therefore, realize that the knowledge we have is no more than a drop of water falling in the middle of an ocean that is very broad compared to the knowledge of God. If that is the case then it is inappropriate for us as humans to brag about the knowledge they have.

Look at the nature of water that always flows from the highest place to the lower place. Signifying the nature of water which is always humble, if it has arrived in the ocean, the height of the water will be equal, indicating that we are all the same as God's creatures. What distinguishes us from others is only our piety.

Quoted in Al-Quran surah Al-Kahfi verse 109.

Then it can be analyzed that if the Knowledge of Allah is written with ink as much as water in the ocean it will not be enough even if given that much additional ink.
May be useful :)

Key words: human science and the science of God, human science, human science a drop of water, weak human science, limited human science, limited human reason, the breadth of God's knowledge

Wednesday, 29 May 2013

kenapa minum harus duduk?


Banyak di antara kita tidak menyadari bahwa minum haruslah dilakukan dengan posisi duduk, tidak dengan berdiri. Ada beberapa riset dan penjelasan ilmiah yang menyatakan bahwa minum sambil berdiri bisa berbahaya bagi kesehatan. Hal ini pun dibenarkan oleh agama melalui hadist Rasulullah saw: "Nabi shallallahu 'alaihi wa salam sungguh melarang dari minum sambil berdiri." (HR Muslim 2024). Hadist tersebut menegaskan bahwa minum tidak boleh sambil berdiri. Bagaimana penjelasan ilmiahnya? Minum sambil berdiri menyebabkan gangguan pada ginjal dan saluran air kencing. Yang terbaik adalah sambil duduk. Sehaus apa pun, usahakan saat minum, kita berada di posisi duduk, jangan berdiri. Mengapa? Dengan minum sambil duduk, maka banyak energi positif yang akan didapatkan terutama untuk kesehatan. Oleh karena itu, walaupun sangat kehausan, minumlah dengan cara duduk, bukan berdiri. Berikut ini penjelasan secara medis dan akupunktur, kenapa minum itu dianjurkan duduk. Tubuh manusia memiliki jaringan penyaring (filter). Ada yang menyebutnya filter penyaring itu dengan nama sfringer, yaitu suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada pos-pos penyaringan yang berada di ginjal. Filter penyaring ini akan terbuka disaat kita duduk, dan tertutup disaat berdiri. Karena itu, kalau minum sambil berdiri, maka air akan langsung  masuk hingga ke kantong kemih tanpa proses penyaringan. Ketika langsung menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan di saluran ureter. Bila ini terjadi, maka ini akan menyebabkan gangguan pada ginjal. Sebaliknya, dengan duduk, maka filter penyaring akan terbuka dan akan berproses di dalam tubuh  sebelum disalurkan ke berbagai organ lainnya, lalu diolah lagi hingga masuk ke kantong kemih. Dengan demikian, maka rasa haus yang dirasakan akan segera sirna seusai meminum air putih sambil duduk.
Enhanced by Zemanta

Monday, 22 April 2013

Penciptaan Manusia, Jin, dan Malaikat dilihat dari Ilmu Fisika


Kita semua sudah mengetahui bahwa, sebagaimana diceritakan dalam Al Qur'an, manusia, jin, dan malaikat masing-masing diciptakan oleh Allah dari tanah, api dan cahaya.

Tanah adalah materi yang terbentuk dipermukaan bumi. Tanah terdiri dari berbagai senyawa, yang merupakan bagian dari senyawa-senyawa yang dikandung oleh bumi.

Tanah berasal dari batuan bumi, yaitu lava yang mendingin yang sebelumnya berasal dari magma di perut bumi, setelah melalui berbagai proses pelapukan.

Tanah menjadi media tempat tumbuh tanaman, karena mengandung unsur yang diperlukan oleh tanaman untuk hidup dan tumbuh.

Api adalah udara yang bersuhu sangat tinggi, cukup tinggi sehingga udara tersebut memancarkan radiasi dengan gelombang yang dapat diamati oleh mata manusia.

Setiap benda yang memiliki suhu tertentu akan memancarkan radiasi dengan panjang gelombang tertentu. Ketika kita melihat api sejatinya mata kita mendeteksi radiasi yang masuk ke mata kita yang berasal dari udara yang besuhu tinggi. Suhu udara yang tinggi disebabkan oleh pembakaran. Pembakaran adalah oksidasi bahan yang bisa terbakar, seperti bahan bakar, kayu, kertas, dan lain-lain. Proses oksidasi melepaskan energi dalam bentuk panas yang memanaskan apapun yang berada di sekitarnya, termasuk udara.

Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang dapat diamati oleh mata manusia. Cahaya memiliki panjang gelombang antara 380 nanometer (nm) dan 740 nm, dari violet sampai merah.  

Tanah adalah materi.  Sedangkan api/panas dan cahaya/gelombang elektromagnetik adalah energi. Materi dan energi adalah komponen pembentuk alam semesta.

Meskipun sama-sama energi, api dan cahaya tidak sama. Apa perbedaanya? Api adalah energi yang membutuhkan materi sebagai syarat keberadaannya, sedangkan cahaya tidak membutuhkan adanya materi untuk ada. Api adalah termasuk golongan energi yang melekat pada materi, seperti energi panas, energi kinetik, energi potensial, energi kimia, dan sebagainya. Tanpa materi tidak ada panas, tidak ada energi kinetik. Cahaya tidak membutuhkan materi sebagai media, oleh karena itu dia bisa merambat di ruang hampa di jagat raya.

Dalam banyak hal Allah menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh manusia dalam kalamnya. Allah menggunakan kata tanah untuk materi, menggunakan kata api untuk energi yang tergantung kepada materi, dan cahaya untuk energi yang tidak tergantung pada materi. Jadi, firman Allah tentang bahan penciptaan makhlukNya dapat diterjemahkan, sebagai berikut.

1. Manusia terbuat dari materi.
2. Jin terbuat dari energi yang membutuhkan media materi.
3. Malaikat terbuat dari energi yang tidak membutuhkan media materi.

Dari ketiga poin di atas dapat dipelajari sifat dari ketiga jenis makhluk Allah dari sifat fisiknya.

Thursday, 14 March 2013

Betapa Kecilnya Kita di Hadapan Allah SWT



Lihat dan bayangkan betapa kecilnya kita di alam semesta ini..
di manakah posisi bumi yang kita tinggal?
bintang-bintang di galaksi ibarat sebutir pasir di gurun..
apalagi BUMI
apalagi MANUSIA!!
jika seseorang memiliki bumi ini secara pribadi dan hanya milik dia sendiri, maka dia hanya menguasai debu yang tidak berarti bahkan lebih kecil lagi..
jadi pantaskah kita sombong? pernahkah kalian sombong? apa yang kalian sombongkan? kita sadar bahwa manusia tidak punya apa-apa..
Hanya Allah lah yang berkuasa dan mempunyai segalanya..
Allah Maha Besar..
Mari tingkatkan iman kita =))

Penjelasan mengenai Betapa Kecilnya Kita, saya akan menunjukkan ke agan sebuah aplikasi yang sangat bagus, namanya "The Scale of the Universe 2". Di bawah ini ada linknya. Selamat menikmati aplikasinya dan merasakan betapa kecilnya kita ^-^

klik untuk melihat aplikasi ==> di sini ^-^ <==

Jadi, kita tidak boleh sombong atau pamer sama apa yang kita miliki dan kita capai... :D

1. Inilah tempat yang kita tinggal.



2. Perbandingan Bumi dengan planet-planet yang lebih kecil.


3. Perbandingan Bumi dengan semua planet di Tata Surya.



4. Sistem Tata Surya dan posisi Bumi.



5. Perbandingan Bumi dengan planet-planet dan matahari.



6. Perbandingan Matahari dengan Sirius.



7. Perbandingan Sirius dengan bintang-bintang lainnya.



8. Perbandingan Antares dengan VY Canis Majoris (bintang terbesar yang diketahui pada tahun 2013)



9. Perbandingan Matahari dengan UY Scuti (bintang terbesar yang diketahui saat ini)



Semoga bermanfaat :)
Thank you


kata kunci: betapa kecilnya manusia, kecilnya manusia, kebesaran Tuhan, kebesaran Allah swt.

Tuesday, 12 March 2013

Ilmu Manusia Hanya Setetes Air, Dibanding Ilmu Allah yang Seluas Lautan.


Ilmu seluruh manusia dari nabi Adam hingga akhir zaman, apabila dikumpulkan tak lebih hanya setetes air. Dibanding ilmu Allah bagaikan seluruh samudra yang sangat luas.

Ada kata hikmah yang menyatakan : “Ilmu ada tiga tahapan. Jika seorang memasuki tahapan pertama, ia akan sombong. Jika ia memasuki tahapan kedua ia akan tawadhu’. Dan jika ia memasuki tahapan ketiga ia akan merasa dirinya tidak ada apa-apanya”.


Maksud kata hikmah tersebut adalah :

Pada tahapan pertama, seorang penuntut ilmu yang baru belajar biasanya akan sombong. Ia tidak menyadari keadaan dirinya dan mengira telah mencapai kedudukan yang mulia. Bahkan tak jarang ia melecehkan ulama yang lebih alim darinya. Padahal dirinyalah yang masih jahil dan masih banyak kekurangannya. Orang alim dapat mengenali orang jahil karena dia dulunya juga jahil. Sedangkan orang jahil tidak mengetahui orang alim karena dia belum pernah jadi orang alim.

Pada tahapan kedua, ia akan tawadhu’ karena mulai merasakan bahwa ilmunya tidak seberapa dan ternyata masih banyak yang belum diketahuinya. Ia pun mulai sadar akan kekurangan dirinya, dan ini menuntunnya untuk lebih banyak belajar dan menimba ilmu yang berguna.
Pada tahapan ketiga, ia merasa tidak ada apa-apanya karena ternyata ilmu bagaikan samudera tak bertepi. Bahkan jika ia menghabiskan seluruh hidupnya untuk menuntut ilmu, maka yang ia dapatkan masih sedikit karena lautan ilmu tak terhingga luasnya.
“Tak ada seorangpun yang dapat menguasai semua ilmu yang ada,
Tak akan bisa, meskipun ia mempelajarinya selama seribu tahun lamanya”.

Maka dari itu sadarilah bahwa ilmu yang kita miliki tidak lebih hanya bagaikan setetes air yang jatuh di tengah samudera yang sangat luas jika dibandingkan dengan ilmu Allah. Apabila sudah begitu maka tidak sepantasnyalah kita sebagai manusia untuk menyombongkan diri terhadap ilmu yang dimilikinya. 

Coba lihatlah sifat air yang selalu mengalir dari tempat yang tertinggi ke tempat yang lebih rendah. Menandakan sifat air yang selalu rendah hati, jika telah sampai di samudera maka tinggi air akan sama rata, menandakan bahwa kita semua memang sama sebagai makhluk Tuhan. Yang membedakan antara kita dengan yang lain hanyalah ketakwaan kita.

Dikutip dalam Al-Quran surah Al-Kahfi ayat 109 yang berbunyi:

Maka dapat dianalisis bahwa jika Ilmu Allah dituliskan dengan tinta sebanyak air di samudra tidak akan cukup walaupun diberi tambahan tinta sebanyak itu pula.
Semoga bermanfaat :)

kata kunci : ilmu manusia dan ilmu Allah, ilmu manusia, ilmu manusia setetes air, ilmu manusia lemah, ilmu manusia terbatas, akal manusia terbatas, luasnya ilmu Allah

Baca juga artikel yang bermanfaat ini: Belajar Gitar untuk Pemula dan Bukti Adanya Tuhan dengan Ilmu Pengetahuan