Ilmu seluruh manusia dari nabi Adam hingga akhir zaman,
apabila dikumpulkan tak lebih hanya setetes air. Dibanding ilmu Allah bagaikan
seluruh samudra yang sangat luas.
Ada kata hikmah yang menyatakan : “Ilmu ada tiga tahapan.
Jika seorang memasuki tahapan pertama, ia akan sombong. Jika ia memasuki
tahapan kedua ia akan tawadhu’. Dan jika ia memasuki tahapan ketiga ia akan
merasa dirinya tidak ada apa-apanya”.
Maksud kata hikmah tersebut adalah :
Pada tahapan pertama, seorang penuntut ilmu yang baru
belajar biasanya akan sombong. Ia tidak menyadari keadaan dirinya dan mengira
telah mencapai kedudukan yang mulia. Bahkan tak jarang ia melecehkan ulama yang
lebih alim darinya. Padahal dirinyalah yang masih jahil dan masih banyak
kekurangannya. Orang alim dapat mengenali orang jahil karena dia dulunya juga
jahil. Sedangkan orang jahil tidak mengetahui orang alim karena dia belum
pernah jadi orang alim.
Pada tahapan kedua, ia akan tawadhu’ karena mulai merasakan bahwa ilmunya tidak seberapa dan ternyata masih banyak yang belum diketahuinya. Ia pun mulai sadar akan kekurangan dirinya, dan ini menuntunnya untuk lebih banyak belajar dan menimba ilmu yang berguna.
Pada tahapan ketiga, ia merasa tidak ada apa-apanya karena ternyata ilmu bagaikan samudera tak bertepi. Bahkan jika ia menghabiskan seluruh hidupnya untuk menuntut ilmu, maka yang ia dapatkan masih sedikit karena lautan ilmu tak terhingga luasnya.
“Tak ada seorangpun yang dapat menguasai semua ilmu yang ada,
Tak akan bisa, meskipun ia mempelajarinya selama seribu tahun lamanya”.
Maka dari itu sadarilah bahwa ilmu yang kita miliki tidak lebih hanya bagaikan setetes air yang jatuh di tengah samudera yang sangat luas jika dibandingkan dengan ilmu Allah. Apabila sudah begitu maka tidak sepantasnyalah kita sebagai manusia untuk menyombongkan diri terhadap ilmu yang dimilikinya.
Coba lihatlah sifat air yang selalu mengalir dari tempat yang tertinggi ke tempat yang lebih rendah. Menandakan sifat air yang selalu rendah hati, jika telah sampai di samudera maka tinggi air akan sama rata, menandakan bahwa kita semua memang sama sebagai makhluk Tuhan. Yang membedakan antara kita dengan yang lain hanyalah ketakwaan kita.
Dikutip dalam Al-Quran surah Al-Kahfi ayat 109 yang berbunyi:
Dikutip dalam Al-Quran surah Al-Kahfi ayat 109 yang berbunyi:
Maka dapat dianalisis bahwa jika Ilmu Allah dituliskan
dengan tinta sebanyak air di samudra tidak akan cukup walaupun diberi tambahan
tinta sebanyak itu pula.
Semoga bermanfaat :)
kata kunci : ilmu manusia dan ilmu Allah, ilmu manusia, ilmu manusia setetes air, ilmu manusia lemah, ilmu manusia terbatas, akal manusia terbatas, luasnya ilmu Allah
Baca juga artikel yang bermanfaat ini: Belajar Gitar untuk Pemula dan Bukti Adanya Tuhan dengan Ilmu Pengetahuan
kata kunci : ilmu manusia dan ilmu Allah, ilmu manusia, ilmu manusia setetes air, ilmu manusia lemah, ilmu manusia terbatas, akal manusia terbatas, luasnya ilmu Allah
Baca juga artikel yang bermanfaat ini: Belajar Gitar untuk Pemula dan Bukti Adanya Tuhan dengan Ilmu Pengetahuan
3 comments:
semoga dapat menjadikan renungan dan bimbingan bagi mereka yang sedang mulai belajar seperti halnya saya .... ijin share ya Thx
Sungguh tiada guna kita bersombong diri dengan ilmu sedikit yang kita punya, terimakasih sudah berbagi,
Sifat Sombong dibenci Allah swt. Tapi manusia wajib menyampaikan ilmu mesti masih sedikit yang di ketahui agar menjadi ilmu yang bermanfaat. Terimakasih
Post a Comment